Beginikah sebenarnya cinta

     Ada sebuah cerita. Hiduplah seorang kakek-kakek dan nenek-nenek. Mereka hidup bersama sudah lebih dari 40 tahun. Selama 40 tahun ini tidak pernah terjadi sedikitpun pertengkaran diantara mereka. Keluarga yang harmonis dan sangat agamis. Seorang kakek yang sangat menyayangi dan melindungi si istri, dan seorang nenek yang melayani seorang suami dengan sangat baik. Kata-kata yang selalu terlontar dari bibir mereka adalah kebaikan dan ketulusan. Pujian juga sering dilemparkan untuk si kakek dan si nenek.

     Si kakek yang sudah mendampingi si istri 40 tahun lamanya ini merasa bahwa dia sudah sukses membahagiakan istrinya. Karena selama berrumah tangga dengan si nenek itu kehidupan mereka adem ayem. Begitu juga si nenek, si nenek merasa sudah menjadi seorang istri yang baik untuk sang suami. Hingga sang suami tak pernah protes dengan apa yang telah dilakukan si istri atau nenek tersebut.

     Setiap hari kakek nenek tersebut menjalani kehidupan bersama. Susah senang bersama. Mulai dari bangun tidur sampai tidur kembali.

     Nah pada suatu ketika terjadi obrolan yang tak disangka-sangka. Waktu itu mereka sedang makan malam bersama.
     Kakek  : nenek, ini saya potongkan kepala ikan kesukaan nenek sejak dulu. Dan ini dagingnya untuk kakek.
     Nenek  : iya, terima kasih kakek.
     Dalam benak si nenek, ada sebuah pertanyaan yang tak pernah di ungkapkan. Namun pada saat itu tiba-tiba si nenek mengatakan, “kakek, kenapa sih selama ini kakek selalu saja memberikan kepala ikan untuk nenek, padahal nenek tidak suka dengan kepala ikan. Nenek lebih suka dagingnya.”
     Kakek   : loh kakek kira nenek suka dengan kepala ikan, soalnya sejak 40 tahun yang lalu ketika nenek kakek beri kepala ikan, nenek selalu tersenyum dan lahap memakannya.
     Nenek   : nenek bersikap seperti itu karena nenek gak mau mengecewakan kakek, nenek menerima semua dengan senang hati.

To be continued….

0 comments:

Post a Comment