Terlanjur Menjadi Serpihan Kaca

Dulu pernah bermimpi untuk terus menjadi kaca memancarkan sinar entah darimana datangnya. memiliki wujud pasti dan bisa menjadi cermin untuk semuanya. bergelombang, tidak. tapi bisa melihat gelombang dari diri ini. mencoba hal baru agar semua terasa sah sah saja. Beralih dari lintasan yang semestinya. Tidak salah sih, hanya sikap saja yang kurang pas untuk saat ini.

Kesalahan demi kesalahan dilalui tanpa dosa, tanpa rasa. Dan kini semua sudah menjadi sebuah kebiasaan menghilangkan dan mengikis kepastian perkataan TIDAK. Berkat semua yang sudah membanjiri kepala ini, maka terbitlah aku yang sekarang.

Merasa berdosa sih tidak, mungkin inilah hidup yang setiap waktu mungkin saja berubah. Prinsip manusia pun mungkin saja berubah. Menjadi pribadi yang lain itu wajar kan ya, tapi apakah ini wajar menurut yang lain? Entah. Aku sendiri juga tidak yakin.

Dan untuk kali ini aku yakin bahwa saia yang sekarang berbeda dengan yang dulu. Itu saja. Pasti untuk kalian pemerhati tingkahku, aku yakin benar kalian akan tidak percaya dengan ini. Well, sudahlah aku terlanjur menjadi serpihan kaca. Ingin sih kembali ke kaca yang utuh. Yang semua orang bisa bersahabat denganku. Tapi untuk kali ini kurasa tidak. 

Faktor apa pun itu telah mendongkrak pikiran dan sikap yang demikian. Maaf saja, aku hanya mencoba beralih dari biasanya. Semoga tidak ada yang terluka *eh. Tidak ada yang kecewa. Hanya saya dan Allah lah yang Maha Tau.