Rasa ini, menyebalkan.


Merasakan sesuatu secara mendadak memang sama halnya dengan belum siapnya tubuhmu setelah kepanasan kemudian didiamkan di ruang berAC. Mungkin juga ada bedanya, tapi cuma tipis. Perasaan yang luar biasa dahsyat yang kau punya. Suatu ketika kamu benar-benar tidak boleh merasakan itu. Dan bagaimana jadinya.

Membuka tirai jendela yang ternyata bukan dunia luar yang kau lihat, namun cermin dirimu sendiri yang berada di depan jendela. Menilik keluar tapi tak mampu. Perasaan seperti apakah ini. Aku sangat benci merasakan hal yang sewajarnya kurasakan, tapi hal ini haram bagiku. Menutup mata dan telinga, bahkan menutup hati pun tak akan mampu membendung rasa ini. Apalagi mengobatinya, tidak mungkin.

Bagaimanapun kondisinya sekarang, ingin rasanya mengatakan dengan sekuat tenaga. Hingga kerongkongan ini kering dan mulut ini berbusa. Tapi, apa ajaibnya. Bukan telinga yang mendengar, atau hati yang terketuk. Tapi hanya nyanyian angin yang melewatiku. Melayang terbang tinggi bersama kerinduan, mencari tempat kosong tuk disinggahi. Namun tak kudapati tempat itu.

Siapakah yang mampu membendung rasa ini, kerinduan pada kekasih yang tak boleh kita rindukan untuk waktu sekarang. Ingin memeluk kenangan itu, ingin memutar jam jauh lebih cepat. Sungguh hal yang tak mungkin. Mengatakan isi hati, percuma saja. Tak akan mempercepat waktu atau membawanya kesini. 

Bukan kita yang menginginkan hal ini, tapi pemberi rasa bahagialah yang membuat rasa ini. Menekukkan ujung-ujung jari hingga tak mampu menunjuk, kamu. Sangat menyebalkan ketika ada di situasi seperti punya uang tapi tak ada yang jualan. How come! Bagaimanapun juga aku tak boleh merindukan hal yang sama, aku benci rindu ini.

0 comments:

Post a Comment